Sabtu, 30 Oktober 2010

Harapan Baru Untuk Ta'limul Khitobah

Sudah lama blog ini tidak di perbarui, penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya kepada teman-teman semua apabila ada kesalahan dalam penulisan blog TK ini . Yang pasti satu harapan penulis, semoga TK makin maju dan maju lagi .
Sebagaimana telah kita ketahui bersama, bahwa Ta'limul Khitobah sekarang sudah berganti kepemimpinan, berbagai macam harapan telah terbersit di hati para peserta Ta'limul Khitobah agar TK menjadi lebih baik dan lebih baik lagi kedepannya .
Semoga masa TK yang baru yang di pimpin oleh teman kita Adi nursami bisa berjalan dengan lebih baik lagi kedepannya, semangat untuk semua anggota TK . Maju terus Ta'limul Khitobah !!!!! Baca Selengkapnya ...

Sabtu, 13 Maret 2010

Nonton dan Mengambil Pelajaran

Sebagaimana telah kita ketahui bahwa dunia perfilman di indonesia sudah sangat kacau, dilihat dari isi materi film yang sudah banyak ditayangkan, isinya itu tak jauh dari yang namanya konten-konten berbau pornografi, asmara di antara anak remaja, horor, dan masih banyak lagi.
Hal ini lah yang lalu membuat seorang Deemas Priyo Pradono, menggarap sebuah film dengan konsep yang sangat simple, dan mengandung unsur-unsur kebaikan yang menggugah hati.

Bertempat di Aula B Pesantren Al-Muta'allimin, film yang mengisahkan tentang kehidupan seorang pemuda pembunuh yang menyadari kesalahan diakhir-akhir hayatnya itu sukses digelar, selain menarik dan mengundang simpati, film yang bertajuk "diburu dosa" ini juga sanggup memberikan kesan tersendiri kepada kurang lebih 200 teman-teman yang sudah hadir meramaikan acara tersebut.
Pada malam itu selain diadakan pemutaran film, juga diadakan sedikit diskusi tentang bagaimana asal muasal dan perkembangan perfilman ditanah air.Semoga saja film-film yang di produksi dan diputar di tanah air tercinta kita ini bisa menjadi lebih baik lagi kedepannya terutama dari segi isi materi yang dibawakan. Amiin .

Baca Selengkapnya ...

Selasa, 23 Februari 2010

Sudahkah Kita Berbakti Kepada Kedua Orang Tua ?

Allah yang Maha Bijaksana telah mewajibkan setiap anak untuk berbakti kepada kedua orang tuanya. Bahkan perintah untuk berbuat baik kepada kedua orang tua, dalam Al Qur’an digandengkan dengan perintah untuk bertauhid kepada Allah Ta'ala sebagaimana firman-Nya, “Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan ‘ah’ dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia. Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah: ‘Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil.’” (Al Isro’: 23)

Arti Penting dan Kedudukan Berbakti Pada Orang Tua
Berbakti kepada kedua orang tua merupakan salah satu amal sholih yang mulia bahkan disebutkan berkali-kali dalam Al Quran tentang keutamaan berbakti pada kedua orang tua. Alloh Ta’ala berfirman: “Sembahlah Alloh dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapak.” (An Nisa: 36). Di dalam ayat ini perintah berbakti kepada kedua orang tua disandingkan dengan amal yang paling utama yaitu tauhid, maka ini menunjukkan bahwa amal ini pun sangat utama di sisi Alloh ‘Azza wa Jalla. Begitu besarnya martabat mereka dipandang dari kacamata syari’at. Nabi mengutamakan bakti mereka atas jihad fi sabilillah, Ibnu Mas’ud berkata: “Aku pernah bertanya kepada Rosululloh, ‘Amalan apakah yang paling dicintai Alloh?’ Beliau menjawab, ‘mendirikan sholat pada waktunya,’ Aku bertanya kembali, ‘Kemudian apa?’ Jawab Beliau, ‘berbakti kepada orang tua,’ lanjut Beliau. Aku bertanya lagi, ‘Kemudian?’ Beliau menjawab, ‘Jihad di jalan Alloh.’” (HR. Al Bukhori no. 5970). Demikian agungnya kedudukan berbakti pada orang tua, bahkan di atas jihad fi sabililllah, padahal jihad memiliki keutamaan yang sangat besar pula.

Ancaman Durhaka Kepada Orang Tua
Dari shohabat Abi Bakr Rodhiyallahu 'anhu, Rosulullah Shollallahu 'alaihi wasallam bersabda: “Maukah kalian aku beritahukan dosa yang paling besar ?” para sahabat menjawab, “Tentu.” Nabi bersabda, “(Yaitu) berbuat syirik, dan duraka kepada kedua orang tua.” (HR. Al Bukhori)
Membuat menangis orang tua juga terhitung sebagai perbuatan durhaka, tangisan mereka berarti terkoyaknya hati, oleh polah tingkah sang anak. Ibnu ‘Umar menegaskan: “Tangisan kedua orang tua termasuk kedurhakaan yang besar.” (HR. Bukhari, Adabul Mufrod hlm 31. Lihat Silsilah Al Ahaadits Ash Shohihah karya Al Imam Al Albani, 2.898)
Allah pun menegaskan dalam surat Al Isro’ bahwa perkataan “uh” atau “ah” terhadap orang tua saja dilarang apalagi yang lebih dari itu. Dalam ayat itu pula dijelaskan perintah untuk berbuat baik pada orang tua.
Sekarang kita ketahui bersama apa arti penting dan keutamaan berbakti pada orang tua. Kita ingat kembali, betapa sering kita membuat marah dan menangisnya orang tua? Betapa sering kita tidak melaksanakan perintahnya? Memang tidak ada ketaatan kepada makhluk dalam bermaksiat kepada Alloh, akan tetapi bagaimana sikap kita dalam menolak itupun harus dengan cara yang baik dan tidak serampangan. 

Semoga kita semua bisa memperbaiki tingkah laku kita kepada kedua orang tua kita, baik kedua orang tua kita itu masih hidup atau sudah meninggal, sebab ridho Allah tergantung pada ridho kedua orangtua.
Baca Selengkapnya ...

Jumat, 12 Februari 2010

Kemuliaan Seorang Ibu

Dari Abu Hurairah ra, ia menceritakan, suatu hari ada seorang yang datang kepada Nabi Muhammad SAW seraya bertanya: "Wahai Rasulullah, siapa orang yang paling berhak saya perlakukan dengan baik?" Rasulullah menjawab: "Ibumu!" Orang itu bertanya lagi: "Lalu siapa?" "Ibumu!" jawab Beliau. "Lalu siapa lagi, ya Rasulullah?" tanya orang itu. Beliaupun menjawab "Ibumu!" Selanjutnya orang itu bertanya lagi: "Lalu siapa?" Beliau menjawab: "Ayahmu." (Muttafaqun ‘Alaih).
Hadits di atas memerintahkan agar kita senantiasa berbuat baik pada kerabat terutama adalah ibu, lalu ayah. Didahulukannya ibu karena ia telah mengandung, menyusui, mendidik dan tugas berat lainnya. "Dan Kami perintahkan kepada manusia (agar berbuat baik) kepada kedua orang tuanya. Ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya setelah dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua orang tuamu. Hanya kepada Aku kembalimu (Q.S. Luqman:14). Karena beratnya tugas orang tua, maka seorang anak diwajibkan untuk memperlakukan mereka dengan baik, bahkan membantahnya dengan kata-kata "Ah" pun tidak diperkenankan.
Pengorbanan seorang ibu tidak dapat diukur dengan materi. Ketika melahirkan kita, ia berkorban darah dan berjuang antara hidup dan mati, bahkan ada ungkapan yang menyatakan andai pada saat-saat kritis melahirkan kita, seorang ibu diminta untuk memilih antara nyawanya dengan nyawa anaknya, maka seorang ibu akan memilih menyelamatkan anaknya dari nyawanya sendiri. Ia rela menaggung rasa sakit sembari menyusui anaknya dengan ikhlas. Selanjutnya ia mengasuh dan mendidik kita hingga dewasa. Bagi kita yang masih tinggal bersama Ibu, ketulusan dan kebaikannya sangat terasa. Disaat kita masih terlelap tidur, ia telah menyiapkan segala sesuatu yang kita butuhkan dipagi hari sampai nanti sore hari. Begitupun seorang ayah, demi masa depan anak-anaknya, ia berusaha menafkahi keluarga dengan sebaik-baiknya dengan daya dan upaya yang maksimal. Terlepas semua itu sebagai kewajiban orang tua, kita wajib menghargai mereka dengan sebaik-baiknya. Rasulullah SAW pernah bertanya pada para sahabat: "Maukah aku beritahu dosa yang paling besar di antara dosa-dosa yang besar?" Para sahabat menjawab: "Mau, ya Rasulullah!" Beliau berkata: "Syirik kepada Allah, durhaka kepada orang tua". Di masyarakat kita dikenal petuah "ridha Allah tergantung pada ridha kedua orang tua". Bahkan mendahulukan keperluan ibu lebih baik dari melaksanakan shalat sunnah. Sehingga wajar jika "surga itu di bawah telapak kaki ibu" karena durhaka kepada orang tua merupakan dosa paling besar setelah syirik yang tentunya akan menghalangi pelakunya masuk surga.
Begitu besar jasa seorang Ibu kepada kita, sehingga sungguh tidak layak jika kita sampai membentak dan mendurhakainya. Semoga kita semua mendapatkan ridha dari kedua orang tua kita . Amin .
Wallahu A'lam . Semoga bermanfaat .
Baca Selengkapnya ...

Rabu, 10 Februari 2010

Sudah Benarkah Niat Kita ?

Dari Amirul Mu’minin, (Abu Hafsh atau Umar bin Khottob rodiyallohu’anhu) dia berkata: ”Aku pernah mendengar Rosululloh shollallohu’alaihi wassalam bersabda: ’Sesungguhnya seluruh amal itu tergantung kepada niatnya, dan setiap orang akan mendapatkan sesuai niatnya. Oleh karena itu, barangsiapa yang berhijrah karena Alloh dan Rosul-Nya, maka hijrahnya kepada Alloh dan Rosul-Nya. Dan barangsiapa yang berhijrah karena (untuk mendapatkan) dunia atau karena wanita yang ingin dinikahinya maka hijrahnya itu kepada apa yang menjadi tujuannya (niatnya).’” (Diriwayatkan oleh dua imam ahli hadits; Abu Abdillah Muhammad bin Ismail bin Ibrohim bin Mughiroh bin Bardizbah Al-Bukhori dan Abul Husain Muslim bin Al-Hajjaj bin Muslim Al-Qusairy An-Naisabury di dalam kedua kitab mereka yang merupakan kitab paling shahih diantara kitab-kitab hadits)[1]

Kedudukan Hadits
Materi hadits pertama ini merupakan pokok agama. Imam Ahmad rahimahullah berkata: “Ada Tiga hadits yang merupakan poros agama, yaitu hadits Úmar, hadits Aísyah, dan hadits Nu’man bin Basyir.” Perkataan Imam Ahmad rahimahullah tersebut dapat dijelaskan bahwa perbuatan seorang mukallaf bertumpu pada melaksanakan perintah dan menjauhi larangan. Inilah halal dan haram. Dan diantara halal dan haram tersebut ada yang mustabihat (hadits Nu’man bin Basyir). Untuk melaksanakan perintah dan menjauhi larangan dibutuhkan niat yang benar (hadits Úmar), dan harus sesuai dengan tuntunan syariát (hadits Aísyah).

Setiap Amal Tergantung Niatnya
Diterima atau tidaknya dan sah atau tidaknya suatu amal tergantung pada niatnya. Demikian juga setiap orang berhak mendapatkan balasan sesuai dengan niatnya dalam beramal. Dan yang dimaksud dengan amal disini adalah semua yang berasal dari seorang hamba baik berupa perkataan, perbuatan maupun keyakinan hati.

Fungsi Niat
Niat memiliki 2 fungsi:
1. Jika niat berkaitan dengan sasaran suatu amal (ma’bud), maka niat tersebut berfungsi untuk membedakan antara amal ibadah dengan amal kebiasaan.
2. Jika niat berkaitan dengan amal itu sendiri (ibadah), maka niat tersebut berfungsi untuk membedakan antara satu amal ibadah dengan amal ibadah yang lainnya.

Pengaruh Niat yang Salah Terhadap Amal Ibadah
Jika para ulama berbicara tentang niat, maka mencakup 2 hal:

1. Niat sebagai syarat sahnya ibadah, yaitu istilah niat yang dipakai oleh fuqoha’.

2. Niat sebagai syarat diterimanya ibadah, dengan istilah lain: Ikhlas.
Niat pada pengertian yang ke-2 ini, jika niat tersebut salah (tidak Ikhlas) maka akan berpengaruh terhadap diterimanya suatu amal, dengan perincian sebagai berikut:

a. Jika niatnya salah sejak awal, maka ibadah tersebut batal.

b. Jika kesalahan niat terjadi di tengah-tengah amal, maka ada 2 keadaan:
- Jika ia menghapus niat yang awal maka seluruh amalnya batal.
- Jika ia memperbagus amalnya dengan tidak menghapus niat yang awal, maka amal tambahannya batal.

c. Senang untuk dipuji setelah amal selesai, maka tidak membatalkan amal.

Beribadah dengan Tujuan Dunia
Pada dasarnya amal ibadah hanya diniatkan untuk meraih kenikmatan akhirat. Namun terkadang diperbolehkan beramal dengan niat untuk tujuan dunia disamping berniat untuk tujuan akhirat, dengan syarat apabila syariát menyebutkan adanya pahala dunia bagi amalan tersebut. Amal yang tidak tercampur niat untuk mendapatkan dunia memiliki pahala yang lebih sempurna dibandingkan dengan amal yang disertai niat duniawi.

Hijrah
Makna hijrah secara syariát adalah meninggalkan sesuatu demi Allah dan Rasul-Nya. Demi Allah artinya mencari sesuatu yang ada disisi-Nya, dan demi Rasul-Nya artinya ittiba’ dan senang terhadap tuntunan Rasul-Nya.

Bentuk-bentuk Hijrah:
1. Meninggalkan negeri syirik menuju negeri tauhid.
2. meninggalkan negeri bidáh menuju negeri sunnah.
3. Meninggalkan negeri penuh maksiat menuju negeri yang sedikit kemaksiatan.

Ketiga bentuk hijrah tersebut adalah pengaruh dari makna hijrah.
Baca Selengkapnya ...

Jumat, 29 Januari 2010

Kebersamaan dalam Acara Ta'limul Khitobah Plus

Bermula dari obrol-obrolan kecil antara ketua TK dan Ustadz Mulyanto mengenai kritisnya Ta'limul Khitobah, lalu timbullah ide dari beliau (ustadz Mulyanto) untuk mengadakan sebuah acara yang bertajuk "Ta'limul Khitobah Plus".
Acara ini diselenggarakan, selain untuk mempererat tali silaturrahmi antara anggota Ta'limul Khitobah yang masih aktif dengan alumni-alumni Ta'limul Khitobah, juga sebagai ajang pengenalan lebih mendalam tentang Ta'limul Khitobah dan ajang untuk memupuk semangat anggota Ta'limul Khitobah.

Acara yang dibuka oleh teman kita yaitu sudara syamwa hadi dan dilanjutkan dengan pembacaan tahlil oleh saudara Nur Ikhwan mampu memberikan suasana tersendiri bagi semua anggota TK yang hadir.
Lalu kemudian dilanjutkan dengan acara serba-serbi yang dimana serba-serbi pertama dibawakan oleh kakak kita yaitu saudara Bachtiar MZ, kakak kita yang satu ini ketika maju didepan, sedikit menjelaskan tentang sekelumit bagaimana berdirinya Ta'limul Khitobah dan masa-masa kepemimpinan Ta'limul Khitobah, lalu berlanjut ke serba-serbi yang kedua, dibawakan oleh saudari Ning Nadiah, yang dimana ia adalah putri dari pendiri ponpes Al-Muta'allimin, ketika kakak kita ini maju, ia sedikit mengajak diskusi kepada anggota-anggota TK tentang permasalahan "klasik" yang selama ini sering menerpa TK .

Untuk sedikit menghilangkan kejenuhan, acara selanjutnya di isi oleh team hadroh yang sudah tidak asing lagi ditelinga anggota TK yaitu team hadroh Al-Muta'allimin, lalu dilanjutkan ke acara yang berikutnya yaitu pesan dan kesan dari ketua TK, dan beranjak ke acara yang terakhir yaitu do'a penutup yang Alhamdulillah pada malam itu dibawakan oleh Al-Ustadz Abdul Basith.
Satu yang pasti, acara yang berlangsung pada malam itu semoga bisa membangkitkan semangat anggota-anggota TK agar bisa lebih rajin lagi menghadiri acara Ta'limul Khitobah, dan juga lebih baik lagi dalam membawakan khitobah-khitobahnya.
Good luck TK, semoga dengan tetap adanya kegiatan ini kemampuan santri-santri Al-Muta'allimin dalam berbicara dan mengungkapkan pendapat dimuka umum bisa menjadi lebih baik, dan lebih baik lagi. Amiin .




Baca Selengkapnya ...

Senin, 25 Januari 2010

Ta'limul Khitobah Plus

Buat teman-teman TK lovers, jangan sampai tidak hadir diacara Ta'limul Khitobah "plus" yang akan dilaksanakan tanggal 28 Januari 2010 pkl 20.00 s/d 21.30 WIB, sebab acara TK kali ini akan dihadiri oleh kakak-kakak alumni yang dahulu pernah aktif dikegiatan Ta'limul Khitobah.
Untuk susunan dan petugas acara Ta'limul Khitobah Plus adalah sebagai berikut :
- MC : Syamwa Hadi
- Tahlil : Nur Ichwan
- Sambutan : Roso Wardoyo (Ketua IPAL)
- Khitobah : Hartati
- Serba-serbi : Bachtiar MZ & Ning Nadiah
- Pembacaan Sholawat : Team Hadroh Al-Muta'allimin
- Pesan Kesan : Nurdiansyah (Ketua TK)
- Do'a Penutup : Ust. Abdul Basith
Bagi semua teman-teman TK lovers, dan yang sudah mendapatkan tugas, sangat diharapkan kehadirannya di acara Ta'limul Khitobah Plus ini, usahakan untuk bisa datang tepat waktu .
Baca Selengkapnya ...

Jumat, 22 Januari 2010

Acara TK 21 Januari 2010

Tepuk tangan meriah mengiringi, ketika namanya disebut untuk membawakan pidato, Meskipun jarak rumahnya dan tempat kegiatan Ta'limul Khitobah lumayan jauh, tapi hal itu tidak menyurutkan niat teman kita yang satu ini untuk mengisi dan melaksakan tugasnya di Ta'limul Khitobah, dengan begitu semangatnya ia mengajak kita semua yang hadir untuk saling nasihat-menasihati dalam hal kebenaran dan kesabaran, sebagaimana dalil yang ia utarakan dalam surat Al-'Ashr.
Untuk pidato yang tidak hadir ada satu orang, sementara yang empat lainnya alhamdulillah dapat hadir dan mengisi acara di Ta'limul Khitobah, pidato pertama dibawakan oleh teman kita yaitu saudari Lubna Ilma lalu pidato kedua dibawakan oleh Zahra, pidato ketiga dibawakan oleh Arif H yang dimAna ia membawakan pidato tentang larangan untuk menyombongkan diri sendiri, dan pidato yang terakhir dibawakan oleh teman kita yaitu saudara Syamwa Hadi.










Untuk pembacaan kalam Ilahi, dibawakan oleh Gus Abdul Malik , dan untuk pembacaan shalawat seharusnya yang bertugas adalah Gus M. Fuad, tapi karena ia berhalangan hadir akhirnya digantikan oleh ketua TK dan wakilnya, Intinya acara yang berlangsung pada malam itu dpat berjalan dengan lancar dan cukup meriah, semoga semakin lama, TK akan semakin lbih baik lagi, baik dari segi kuantitas maupun kualitas. Good Luck for TK .
Baca Selengkapnya ...

Jumat, 15 Januari 2010

Acara TK 14 Januari 2010

Meskipun acara yang berlangsung semalam, seperti biasanya hanya dihadiri sebagian kecil saja dari anggota Ta'limul Khitobah, tapi hal itu tidak menyurutkan niat dua teman kita ini untuk tetap
mengisi acara di Ta'limul Khitobah dan melaksanakan tugasnya untuk membacakan sholawat.
Shalawat-shalawat yang dibawakan oleh dua teman kita ini mendapatkan tepuk tangan meriah dari teman-teman yang hadir, dikarena
kan seriusnya mereka didalam membacakan shalawat dan juga keapikan mereka dalam membacakan shalawat-shalawat tersebut.
Untuk pembacaan kalam ilahi seharusnya yang bertugas adalah Hasyim dari kelas 5 ibtida'iyah, tapi mungkin karena ada udzur teman kita ini tidak hadir memenuhi tugasnya dan akhirnya digantikan oleh saudara Nurdiansyah yang tidak lain adalah ketua dari Ta'limul Khitobah .

Sementara untuk pidato-pidato seharusnya yang maju adalah 5 orang, tapi entah kenapa apa mungkin ada udzur atau alasan yang lainnya, yang datang untuk memenuhi tugas pidato pada malam itu hanya 1 orang yaitu saudar
a Wahyu Tsani, dalam membawakan pidatonya saudara Wahyu Tsani yang tidak lain adalah kakak kelas kita, menyatakan keprihatinannya atas sedikitnya peserta yang hadir dan juga sedikitnya teman yang datang untuk memenuhi tugas yang telah diberikan, pada kesempatan malam itu kakak kelas kita ini menghimbau kepada semua yang hadir agar lebih ditingkatkan lagi kehadirannya dan juga mengajak kepada yang hadir untuk memberi tahu teman-teman yang tidak hadir agar ikut berpartisipasi di acara-acara Ta'limul Khitobah berikutnya .

Secara keseluruhan acara yang dibawakan oleh dua teman kita yaitu saudari Muthmainnah dan Aji A, dapat berjalan dengan lancar tanpa gangguan apapun. Next time ketua Ta'limul Khitobah betul-betul berharap kepada semua teman-teman TK lovers, untuk lebih ditingkatakan lagi kehadirannya dan lebih diperbaiki lagi kualitas dalam membawakan pidato-pidato di acara Ta'limul Khitobah . Good Luck TK .
Baca Selengkapnya ...

Rabu, 13 Januari 2010

Biografi Imam Syafi'i

Imam Syafi’i bernama lengkap Abu Abdullah Muhammad bin Idris As Syafi’i, lahir di Gaza, Palestina pada tahun 150 Hijriah (767-820 M), berasal dari keturunan bangsawan Qurays dan masih keluarga jauh rasulullah SAW.
Dari ayahnya, garis keturunannya bertemu di Abdul Manaf (kakek ketiga rasulullah) dan dari ibunya masih merupakan cicit Ali bin Abi Thalib r.a. Semasa dalam kandungan, kedua orang tuanya meninggalkan Mekkah menuju palestina, setibanya di Gaza, ayahnya jatuh sakit dan berpulang ke rahmatullah, kemudian beliau diasuh dan dibesarkan oleh ibunya dalam kondisi yang sangat prihatin dan seba kekurangan, pada usia 2 tahun, ia bersama ibunya kembali ke mekkah dan di kota inilah Imam Syafi’i mendapat pengasuhan dari ibu dan keluarganya secara lebih intensif.

Saat berusia 9 tahun, beliau telah menghafal seluruh ayat Al Quran dengan lancar bahkan beliau sempat 16 kali khatam Al Quran dalam perjalanannya dari Mekkah menuju Madinah. Setahun kemudian, kitab Al Muwatha’ karangan imam malik yang berisikan 1.720 hadis pilihan juga dihafalnya di luar kepala, Imam Syafi’i juga menekuni bahasa dan sastra Arab di dusun badui bani hundail selama beberapa tahun, kemudian beliau kembali ke Mekkah dan belajar fiqh dari seorang ulama besar yang juga mufti kota Mekkah pada saat itu yaitu Imam Muslim bin Khalid Azzanni. Kecerdasannya inilah yang membuat dirinya dalam usia yang sangat muda (15 tahun) telah duduk di kursi mufti kota Mekkah, namun demikian Imam Syafi’i belum merasa puas menuntut ilmu karena semakin dalam beliau menekuni suatu ilmu, semakin banyak yang belum beliau mengerti, sehingga tidak mengherankan bila guru Imam Syafi’i begitu banyak jumlahnya sama dengan banyaknya para muridnya.

Meskipun Imam Syafi’i menguasai hampir seluruh disiplin ilmu, namun beliau lebih dikenal sebagai ahli hadis dan hukum karena inti pemikirannya terfokus pada dua cabang ilmu tersebut, pembelaannya yang besar terhadap sunnah Nabi sehingga beliau digelari Nasuru Sunnah (Pembela Sunnah Nabi). Dalam pandangannya, sunnah Nabi mempunyai kedudukan yang sangat tinggi, malah beberapa kalangan menyebutkan bahwa Imam Syafi’i menyetarakan kedudukan sunnah dengan Al Quran dalam kaitannya sebagai sumber hukum islam, karena itu, menurut beliau setiap hukum yang ditetapkan oleh rasulullah pada hakekatnya merupakan hasil pemahaman yang diperoleh Nabi dari pemahamannya terhadap Al Quran. Selain kedua sumber tersebut (Al Quran dan Hadis), dalam mengambil suatu ketetapan hukum, Imam Syafi’i juga menggunakan Ijma’, Qiyas dan istidlal (penalaran) sebagai dasar hukum islam.

Berkaitan dengan bid’ah, Imam Syafi’i berpendapat bahwa bid’ah itu terbagi menjadi dua macam, yaitu bid’ah terpuji dan sesat, dikatakan terpuji jika bid’ah tersebut selaras dengan prinsip prinsip Al Quran dan Sunnah dan sebaliknya. dalam soal taklid, beliau selalu memberikan perhatian kepada murid muridnya agar tidak menerima begitu saja pendapat pendapat dan hasil ijtihadnya, beliau tidak senang murid muridnya bertaklid buta pada pendapat dan ijtihadnya, sebaliknya malah menyuruh untuk bersikap kritis dan berhati hati dalam menerima suatu pendapat, sebagaimana ungkapan beliau ” Inilah ijtihadku, apabila kalian menemukan ijtihad lain yang lebih baik dari ijtihadku maka ikutilah ijtihad tersebut “.

Diantara karya karya Imam Syafi’i yaitu Al Risalah, Al Umm yang mencakup isi beberapa kitabnya, selain itu juga buku Al Musnadberisi tentang hadis hadis rasulullahyang dihimpun dalam kitab Umm serta ikhtilaf Al hadis.
Baca Selengkapnya ...

Jadwal TK 14 Januari 2010

MC : Muthmainnah & Aji A
Pembacaan Kalam Ilahi : Hasyim
Pembacaan Shalawat : Taufik H dkk
Pidato :
- Arif
- Sheila
- A. Roni
- Hanifah
- Wahyu Tsani
Bagi yang telah mendapatkan tugas, sangat diharapkan kehadirannya di acara TK dan usahakan untuk datang tepat waktu .
Baca Selengkapnya ...

Selasa, 05 Januari 2010

Jadwal TK 7 Januari 2010

MC : Ade Gunawan & M. Firman
Qori : Abdurrahman R
Shalawat : Riyan A dkk
Pidato :
- Aida
- khairiza
- Shidiq
- Kholis
- Syifa N
Bagi yang telah mendapatkan tugas sangat diharapkan kehadirannya untuk mengisi acara di Ta'limul Khitobah, jangan lupa untuk datang tepat waktu .
Baca Selengkapnya ...